Jumat, 07 September 2012

Masjid Hakim bi Amrillah: Syiah Punya Sejarah Panjang di Sini



Dalam sejarah tercatat pada saat Jendral Gawhar Al-Siqili menaklukkan Mesir dibawah arahan khalifah Mu’iz li Dinillah pada tahun 350 H / 969 M, maka dimulailah kehidupan masyarakat Mesir dibawah kendali Dinasti Fathimiyah.
Dinasti ini pasca runtuhnya meninggalkan masjid-masjid bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga sampai saat ini, diantaranya adalah : masjid Al-Azhar, masjid Hakim Bi Amrillah, masjid Juyusyi, masjid Aqmar dan masjid Shaleh Al-Thala’i.
Masjid Hakim Bi Amrillah dibangun oleh khalifah Al-Aziz Billah pada tahun 381 H / 990 M dan diselesaikan putranya yaitu khalifah Hakim Bi Amrillah pada tahun 393 H / 1002 M, oleh karena itu nama masjid di nisbahkan kepada khalifah Hakim bi Amrillah.
Pada masa dinasti Fatimiyah, masjid ini selain digunakan sebagai tempat shalat juga menjadi pusat ilmu setelah masjid Al-Azhar, dimana terdapat pengajian-pengajian keagamaan di sana.
Masjid yang terletak dipermulaan jalan Mu’iz li Dinillah, Hay Gamalea (perkampungan Gamalea) berdekatan dengan dinding utara batas wilayah Dinasti fathimiyah Kairo lama di Mesir. masjid ini menpunyai bentuk berbeda dengan masjid yang lain, yaitu perpaduan antara masjid Ahmad Bin Thoulun dengan masjid Al-Azhar, masjid ini memiliki pelataran besar berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh rangkaian portico (serambi yang bertiang), tiang panjang yang lebar yang menunjang arcade (gang beratap).
Pelataran besar dan luas dikelilingi oleh Empat ruwaq (ruangan) dan yang paling besar adalah ruwaq qiblat (arah sholat). semua ruwaq itu di tutup dengan atap yang terbuat dari kayu. biasa di sebut Maqshurah. di pelataran tersebut juga terdapat sumur yang airnya pada saat ini masih mengalir dan dipakai untuk berwudhu. serta terdapat dua buah kolam yang berisi air jernih yang sampai saat ini masih terjaga.
Masjid ini juga mempunyai karakteristik tersendiri. pada bagian pintu utama masjid yang dipenuhi oleh aneka bentuk ornament yang terbuat dari batu. pintu ini biasa disebut dengan Madkhol Tidzkari (Gerbang monument). Gerbang monumen tersebut tidak ada yang menyamainya kecuali masjid jami’ Mahdiyah yang terdapat ditunis, yang dibangun pada awal abad 4 H / 10 M. Desain pintu utama ini adalah yang pertama dibuat di masjid yang ada di Mesir.
Mulai zaman dulu hingga saat ini, masjid ini telah mengalami berbagai macam penggunaan, selain digunakan sebagai tempat sholat, masjid ini pernah dijadikan barak militer selama ekspedisi militer Perancis pada abad 12 – 13 H / 18 – 19 M. Setelah itu masjid ini pernah  juga dijadikan sebagai tempat membuat kaca dan tenunan kain sutra oleh kaum dari Syam. Kemudian pada tahun 1286 H / 1880 M dijadikan sebagai museum menyimpan peninggalan-peninggalan Arab. Pernah juga dijadikan sebagai Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Silhadar. Akan tetapi pada tahun 1927 M, masjid ini direnovasi oleh Departemen Perlindungan dan Perawatan Peninggalan Arab.
Masjid Hakim Bi Amrillah sampai saat ini tetap dipakai untuk shalat wajib lima waktu dan shalat Jum’at. Semua bangunannya nampak baru, karena baru diperbaharui oleh Departemen Benda-Benda Lama Mesir, kecuali dua menaranya yang masih utuh dan asli seperti dahulu kala.
Tidak jarang wisatawan dari mancanegara ditemui di masjid ini, kebanyakan dari mereka datang dari Pakistan, India dan Bangladesh. Mereka adalah orang syiah yang tidak akan melewatkan Tiga tempat ketika berkunjung ke Mesir, Tiga tempat yaitu :
1. Masjid Husen (Konon kepala syaidina Husen di kubur di masjid ini)
2. Masjid Al-Azhar
3. Masjid Hakim bi Amrillah

Sumber : Kompasiana

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India