Jumat, 14 September 2012

[VIDEO] Fiha Haga Helwa



Lagu "Fiha Haga Helwa" dinyanyikan oleh Riham Abdul Hakim, seorang penyanyi muda Mesir yang memiliki suara yang khas, dikenal oleh masyarakat untuk pertama kalinya melalui film seri "Umi Kultsum" pada waktu kecilnya.
Mulai bernyanyi saat tampil di Theater Cairo Opera House ketika masih umur Dua Belas tahun, hingga saat ini sudah memiliki lebih dari satu album.
Lagu "Fiha Haga Helwa" sering diputar di televisi Mesir, sebagai salah satu lagu terbaik yang dimiliki oleh negeri seribu menara ini.
Lagu-lagu Riham Abdul Hakim juga menjadi soundtrack film-film serial Mesir yang sangat populer seperti "Asal Iswid", "Bilwaraqah wal Qalam" dan "Fiha Haga Helwa".
Adapun liriknya :
فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
مصر هي الصبح بدري ... مصر صوت الفجر يدّن
سوبيا فول طعميه كشري ... كوز بطاطا سخنه جداً
....................................
================
مصر أول يوم العيد ... عيديه بومب و لبس جديد
فن سيما و غُنى تياترو ... حفلة تلاته في سيما مترو
....................................
================
موائد الرحمن و فانوس رمضان ... مسلم في بيت مسيحي فطروا
ترنيمه لايقه على تخت غنّى
....................................
================
فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
تأيّلة العصرية فى مصر ... ولمه على طبلية فى مصر
مولد السيده و الذكر و الهيصه ... و ركعتين بركه في السيده نفيسه
....................................
================
المشي عالكورنيش و البركه في لقمة عيش ... فرح بلدي و ليلة حنّه....................................
================
فيها حاجه حلوه حاجه حلوه بينا
....................................
================
دي تتعبك ولا بتسيبها
تحيرك برضه حبيبها
على بعضها كدا بعيوبها ... حتــــــــــــــــــــــه من الجنـــــــــــــــــــــه
....................................
فيـــــها حــــاجه حـــــــــــلوه 
================

Videoanya :


Jumat, 07 September 2012

Masjid Hakim bi Amrillah: Syiah Punya Sejarah Panjang di Sini



Dalam sejarah tercatat pada saat Jendral Gawhar Al-Siqili menaklukkan Mesir dibawah arahan khalifah Mu’iz li Dinillah pada tahun 350 H / 969 M, maka dimulailah kehidupan masyarakat Mesir dibawah kendali Dinasti Fathimiyah.
Dinasti ini pasca runtuhnya meninggalkan masjid-masjid bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga sampai saat ini, diantaranya adalah : masjid Al-Azhar, masjid Hakim Bi Amrillah, masjid Juyusyi, masjid Aqmar dan masjid Shaleh Al-Thala’i.
Masjid Hakim Bi Amrillah dibangun oleh khalifah Al-Aziz Billah pada tahun 381 H / 990 M dan diselesaikan putranya yaitu khalifah Hakim Bi Amrillah pada tahun 393 H / 1002 M, oleh karena itu nama masjid di nisbahkan kepada khalifah Hakim bi Amrillah.
Pada masa dinasti Fatimiyah, masjid ini selain digunakan sebagai tempat shalat juga menjadi pusat ilmu setelah masjid Al-Azhar, dimana terdapat pengajian-pengajian keagamaan di sana.
Masjid yang terletak dipermulaan jalan Mu’iz li Dinillah, Hay Gamalea (perkampungan Gamalea) berdekatan dengan dinding utara batas wilayah Dinasti fathimiyah Kairo lama di Mesir. masjid ini menpunyai bentuk berbeda dengan masjid yang lain, yaitu perpaduan antara masjid Ahmad Bin Thoulun dengan masjid Al-Azhar, masjid ini memiliki pelataran besar berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh rangkaian portico (serambi yang bertiang), tiang panjang yang lebar yang menunjang arcade (gang beratap).
Pelataran besar dan luas dikelilingi oleh Empat ruwaq (ruangan) dan yang paling besar adalah ruwaq qiblat (arah sholat). semua ruwaq itu di tutup dengan atap yang terbuat dari kayu. biasa di sebut Maqshurah. di pelataran tersebut juga terdapat sumur yang airnya pada saat ini masih mengalir dan dipakai untuk berwudhu. serta terdapat dua buah kolam yang berisi air jernih yang sampai saat ini masih terjaga.
Masjid ini juga mempunyai karakteristik tersendiri. pada bagian pintu utama masjid yang dipenuhi oleh aneka bentuk ornament yang terbuat dari batu. pintu ini biasa disebut dengan Madkhol Tidzkari (Gerbang monument). Gerbang monumen tersebut tidak ada yang menyamainya kecuali masjid jami’ Mahdiyah yang terdapat ditunis, yang dibangun pada awal abad 4 H / 10 M. Desain pintu utama ini adalah yang pertama dibuat di masjid yang ada di Mesir.
Mulai zaman dulu hingga saat ini, masjid ini telah mengalami berbagai macam penggunaan, selain digunakan sebagai tempat sholat, masjid ini pernah dijadikan barak militer selama ekspedisi militer Perancis pada abad 12 – 13 H / 18 – 19 M. Setelah itu masjid ini pernah  juga dijadikan sebagai tempat membuat kaca dan tenunan kain sutra oleh kaum dari Syam. Kemudian pada tahun 1286 H / 1880 M dijadikan sebagai museum menyimpan peninggalan-peninggalan Arab. Pernah juga dijadikan sebagai Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Silhadar. Akan tetapi pada tahun 1927 M, masjid ini direnovasi oleh Departemen Perlindungan dan Perawatan Peninggalan Arab.
Masjid Hakim Bi Amrillah sampai saat ini tetap dipakai untuk shalat wajib lima waktu dan shalat Jum’at. Semua bangunannya nampak baru, karena baru diperbaharui oleh Departemen Benda-Benda Lama Mesir, kecuali dua menaranya yang masih utuh dan asli seperti dahulu kala.
Tidak jarang wisatawan dari mancanegara ditemui di masjid ini, kebanyakan dari mereka datang dari Pakistan, India dan Bangladesh. Mereka adalah orang syiah yang tidak akan melewatkan Tiga tempat ketika berkunjung ke Mesir, Tiga tempat yaitu :
1. Masjid Husen (Konon kepala syaidina Husen di kubur di masjid ini)
2. Masjid Al-Azhar
3. Masjid Hakim bi Amrillah

Sumber : Kompasiana

Rabu, 05 September 2012

Masjid Amr bin Ash: Tertua di Afrika Yang Bergaya Yunani



Tatkala Sahabat Amr bin Ash menaklukan Mesir dari tangan bangsa Romawi, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan untuk memindah ibu kota Mesir yang semula di Iskandariyah (Alexandria) ke kota Fusthat agar lebih dekat dengan masyarakat yang lebih memilih bertempat tinggal di pinggir sepanjang sungai Nil.
Sejak itu pula dibangun Masjid Untuk pertama kalinya di Mesir bahkan yang pertama di benua Afrika pada tahun 21 H / 641 M, dan diberi nama masjid Amr bin Ash yang dinisbatkan kepada panglima perang yang telah berhasil menakluknan Mesir.
Pada awalnya masjid berbentuk memanjang, dindingnya terbuat dari batu bata, atapnya di beri pelepah pohon kurma, tiang-tiangnya dari pohon kurma juga dan memiliki Enam pintu. Namun bangunan awal masjid ini sudah tidak ada yang tersisa karena para Pemimpin Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Turki Usmani saat berkuasa di Mesir telah menaruh perhatian besar terhadap masjid ini sehingga dilakukan perbaikan-perbaikan serta merawat masjid ini dengan sangat baik, khususnya melengkapi masjid ini dengan karpet, permadani dan lampu-lampu hias, sehingga masjid ini kelihatan tampak indah.
Bentuk awal masjid ini sangatlah sederhana, tanpa Mihrab dan menara. Kemudian di rekonstruksi ulang pada masa gubernur Maslama bin Mukhallad Al-Anshori (53 H / 672 M), dengan menambahkan menara, tangga-tangga dan pagar suci yang mengelilingi menara, kemudian diperluas oleh gubernur Abdul Aziz bin Marwan pada tahun 79 H / 698 M, sehingga masjid ini panjangnya 120 meter dan lebarnya 100 meter.


Pada masa Dinasti Fathimiyah, ditambahkan Lima menara untuk pelengkapi masjid yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan agar terdengar oleh masyarakat yang berada di sekitar masjid, ditambahkan pula 24 riwaq, 7 didepan, 7 dibelakang 5 disamping bagian Timur dan 5 disamping bagian Barat. Serta ditambahkan lampu-lampu perak cantik yang menambah keindahan suasana di dalam masjid.
Tidak kalah hebatnya, pada masa Dinasti Turki Usmani, ditambahkan Dua menara yang membuat masjid semakin gagah dan ditambahkan juga seni arsitektur pada pilar-pilar yang bergaya Yunani.
Selain diatas, masjid ini telah mengalami renovasi berulang kali, seperti yang tercatat dalam buku sejarah yaitu pada masa sultan Hakim (996-1021 M), pada masa Salahuddin Al-Ayyubi (1171-1193 M), pada masa Baybars (1260-1277 M), pada masa Sultan Qallawun (1280-1290 M), Pada masa Qayt Bay (1469-1496 M), kemudian pada masa Murad Bay Dinasti Turki Usmani (1800 M).
Selain sebagai tempat shalat masjid ini juga sebagai pusat pendidikan Islam pertama di benua Afrika, bahkan dalam sejarah tercatat Imam Syafi’i pernah mengajar di masjid ini.


Sumber :Kompasiana

Jumat, 31 Agustus 2012

Khan Khalili: Pasar Tua yang Mempunyai Banyak Cerita Bagi Pengunjungnya



Khan Khalili merupakan pasar kebudayaan yang menyajikan barang-barang antik Mesir, pasar ini diapit oleh dua masjid yang sangat terkenal di Mesir yaitu masjid Al-azhar dan Masjid Husein.
Pada zaman keemasan Dinasti Mamalik, Khan Khalili merupakan pasar yang paling terkenal se-jazirah Arab, tidak lagi dipungkiri bahwa tokoh-tokoh luar negeri selau menyempatkan diri untuk mampir di pasar ini ketika berkunjung ke Mesir.
Nama Khan Khalili semula berasal dari nama Khan yang berarti tempat penginapan para pedagang. Penginapan-penginapan tersebut dimiliki oleh seorang pedagang muda yang bernama Khalili.
Daerah ini dikelilingi oleh gedung-gedung tua. Sepanjang lorong jalan dipenuhi dengan toko-toko kecil yang menjual aneka ragam barang, dari makanan, pernak-pernik, pakaian, mainan hingga buku.
Barang-barang antik dan Souvenir khas Mesir yang banyak ditemukan disana adalah kerajinan tangan dari kulit, kuningan, tembaga, kertas papyrus, ukiran-ukiran Alabaster serta perhiasan seperti batu permata, batu cincin, emas dan perak.
Di tengah-tengah Khan Khalili juga terdapat kafe yang sangat terkenal yaitu kafe Fisyawi, konon katanya kafe ini sebagai tempat bersantai novelis terkenal Mesir yang juga peraih nobel yaitu Najib Mahfudz. Tak jauh dari situ juga terdapat Gang Miqdad (Zuqaq Al-Miqdad) yang menjadi salah satu judul novelnya.
Khan Khalili memang bukan menjadi tujuan utama para wisatawan ketika pergi ke Mesir, namun hampir semua wisatawan menyempatkan untuk mampir meski sebentar. selain tempatnya yang strategis dan berdekatan dengan tempat wisata lain seperti masjid Al-Azhar dan masjid Husein, tempat ini juga sangat terkenal dan sayang jika harus terlewatkan.
Banyak wisatawan yang kesana hanya jalan-jalan dan tidak belanja, banyak juga yang hanya duduk-duduk santai di kafe sambil menikmati secangkir teh hangat dan makanan ringan dalam suasana Mesir yang selalu mempunyai banyak cerita bagi pengunjungnya.

Sumber : Kompasiana

Selasa, 28 Agustus 2012

Kampung Fir’aun: Serasa Masuk Lorong Waktu



Kampung Fir’aun dalam bahasa Arab disebut Qoryah Fir’auniyah, namun orang mesir mempopulerkan wisata ini dengan sebutan The Pharaonic Village. Tempat wisata ini terletak di Cornice Nil tepatnya jalan Al-Bahr Al-A’zam 3 Giza, sekitar 11 Km dari jantung kota Cairo.
Kampung fir’aun merupakan salah satu tempat wisata yang paling populer di Cairo selain Pyramid dan masjid Al-Azhar, tempat wisata yang terletak dikawasan Giza ini mengisahkan kepada pengunjung tentang siklus aktifitas kehidupan pasa masa Fir’aun.
Bangunan didalamnya dibuat persis seperti pada zaman Fir’aun dan orang-orang didalamnya juga memakai pakaian seperti halnya yang dipakai pada zaman Fir’aun, tidak itu saja mereka juga melakukan aktifitas yang mengambarkan kehidupan harian pada zaman yang sangat terkenal dalam buku sejarah itu, seperti bercocok tanam, mengembala, mencari ikan, membuat senjata, membuat mumi dan masih banyak lagi.
Untuk masuk desa Fir’aun pengunjung dapat memilih perahu dengan guide yang berbahasa Arab atau bahasa Inggris, perahu yang dibentuk hingga menyerupai perahu kuno tersebut akan membawa pengunjung menyusuri sungai nil.


Sepanjang sungai Nil pengunjung dapat melihat patung-patung dewa kuno mesir dan orang-orang sedang bekerja yang berpakaian ala rakyat Fir’aun, kemudian pengunjung juga akan diperlihatkan sebuah rumah kuno didepanya terdapat wanita sedang menggendong bayi yang seolah-olah menggambarkan nabi Musa as saat ditemukan dipinggir sungai Nil.
Selain melihat bangunan kuno dan orang-orang berpakaian ala rakyat Fir’aun, pengunjung juga diajak berinteraksi dengan orang-orang didalamnya, seperti ketika hendak memasuki gerbang kampung, pengunjung dihadang oleh penjaga yang bertampang sangar, kemudian guide menyuruh pengunjung untuk mengucapkan kata “Lausamah” yang artinya permisi.
Guide membawa pengunjung masuk rumah dan menerangkan komposisi rumah pada zaman dulu, seperti ruang tamu, ruang baca, ruang berhias, ruang menyimpan harta dan dapur. Yang paling unik dari rumah tersebut adalah  ruang berhias, karena didalamnya terdapat wanita cantik yang sedang berhias dan tempat itu menjadi tempat yang paling favorit dibuat background foto.
Yang paling akhir dari tempat wisata ini adalah museum-museum yang didalamnya banyak barang-barang zaman dahulu yang telah ditemukan kemudian dijaga baik hingga sampai saat ini.

Sumber : Kompasiana



Rabu, 22 Agustus 2012

[Ucapan Lebaran] Maafmu Begitu Berarti Bagiku



Di hari nan fitri yang penuh dengan arti

Gelisah membuatku resah

Bayanganmu selalu hadir dipikiranku

Membuatku harus segera menghubungimu

Ingat memori yang masih terasa hangat

Salah dan salah kau hadapi dengan tabah

Bergetar melihatmu begitu sabar

Khilaf selalu kau balas dengan maaf

Tersakiti tak pernah membuatmu benci

Marah lekas kau kubur dalam ditanah

Sadar akan salahku yang begitu besar

Malu jika coretan ini tak sampai kepadamu

“Met lebaran” wahai kawan

Maafmu begitu berarti bagiku

Sumber : Kompasiana

Kamis, 16 Agustus 2012

Uniknya Tarawih di Mesir



Adat atau kebiasaan selalu menghadirkan sesuatu yang berbeda di setiap negara, bahkan tidak jarang akan menjadi ciri khas suatu negara tersebut. Seperti yang saya lihat di negara Mesir, beberapa hal unik seputar salat tarawih sebagai berikut:

1. Imam salat tarawih hafal Al-Qur'an
Pada umumnya imam salat tarawih di masjid-masjid Mesir adalah orang pilihan yang hafal Al-QUr'an, terlebih dimasjid yang terkenal contohnya masjid Al-Azhar, imam dimasjid ini tidak hanya hafal Al-Qur'an, selain suaranya yang merdu, dia juga sangat menguasai "Qira'ah" yaitu aneka ragam cara baca Al-Qur'an yang membuat berbeda dengan masjid-masjid lain. 

2. Satu juz setiap hari
Seperti halnya di Indonesia, jumlah rakaat dalam salat tarawih di Mesir ada yang Delapan raka'at dan ada yang Dua Puluh raka'at. Meskipun beda jumlah Raka'at hampir semuanya menghatamkan Satu juz setiap malam, ada juga masjid yang menggunakan surat-surat pendek atau potongan-potongan ayat tapi itu hanya sedikit dari sekian banyak masjid di Mesir, bahkan ada di daerah Muqattam Cairo yang menghatamkan Empat juz semalam.

3. Ma'mum memegang Al-qur'an ketika salat
Hal unik lainya adalah banyaknya makmum salat tarawih yang membawa Al-Qur'an dan menyimak sang imam yang hampir semuanya hafal Al-Qur'an. Tidak hanya mendengar sang imam melantunkan ayat-ayat dan memahami maknanya ketika salat tetapi juga menyimak dan membenarkan sang imam jika terdapat kekeliruan dalam membaca, seperti dalam gambar diatas. 

4. Ada petugas yang menyediakan minum
Ini terjadi di masjid Al-azhar Mesir dan belum pernah saya lihat ditempat lain, pada umumnya masjid-masjid di Mesir menyediakan air minum yang diletakkan disudut-sudut ruangan, berbeda dengan masjid Al-Azhar yang ada panitianya untuk membagikan minuman ketika salat tarawih berlangsung, air minum yang dimasukkan botol diletakkan disamping jamaah yang sedang shalat, ini sangat membantu menghilangkan rasa haus dan mengurangi rasa capek yang notabene salat tarawih di sana dilaksanakan Dua Puluh raka'at dan menghatamkan Satu juz dalam semalam.

Sumber : Kompasiana

Rabu, 15 Agustus 2012

Puluhan Ribu Orang Berburu "Lailatul Qodar" Bersama Syeikh Jibril di Masjid Tertua Mesir



Salah satu hal terunik di negara Mesir ketika bulan Ramadhan adalah Kumpulnya puluhan ribu orang untuk shalat tarawih berjamaah di Masjid tertua, yaitu masjid Amru bin Ash pada malam 27 Ramadhan.
Sudah menjadi adat atau kebiasaan setiap tanggal 26 Ramadhan atau yang biasa disebut malam 27 Ramadhan, masjid Amru bin Ash didatangi banyak orang baik dari kota Kairo atupun luar kota dengan berbondong-bondong menuju satu tempat untuk melakukan salat tarawih bersama. Bersama Syeikh yang sangat terkenal bagi masyarakat Mesir yaitu Syeikh Jibril.
Kemerduan suara Syeikh Jibril dalam melantunkan Ayat-ayat Al-qur'an menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Mesir, apalagi bertempat dimasjid tertua di Mesir dan dilaksanakan tepat pada malam ganjil yang sangat mungkin akan bersamaan dengan turunnya malam "Lailatur Qodar" satu malam yang lebih mulia dibanding seribu bulan.
Syeikh Jibril bukanlah imam terawih tetap di masjid Amru bin Ash, beliau menjadi imam hanya sekali selama bulan ramadhan selebihnya menjadi imam dimasjid lain bahkan di luar negeri. Masyarakat Mesir seolah-olah tidak mau kelihangan kesempatan emas ini, berjamaah dengan pemilik suara emas ditempat bersejarah dan didalam waktu sepuluh hari terkhir dari bulan Ramadhan. Jamaah setiap tahunnya mencapai puluhan ribu, shaf shalat meluber keluar area masjid hingga ratusan meter yang memaksa seluruh jalan di daerah sekitar ditutup dan digunakan untuk tempat shalat, bahkan banyak masyarakat yang rela berangkat siang hari hanya untuk mendapatkan shaf shalat yang paling depan.


Terawih dengan syeikh Jibril di masjid yang dibangun sahabat Amru bin Ash ini memiliki nuansa tersendiri. Qunut di shalat witirnya mamakan waktu kurang lebih satu jam, Dikesempatan itu sheikh Jibril berdoa untuk semua permasalahan umat Islam. Jodoh, rizqi hingga pertolongan Allah agar umat Islam di seluruh dunia segera terbebas dari masalah-masalahpun tidak luput dari munajatnya. Tidak jarang para jamaah menangis tersedu-sedu diwaktu qunut berlangsung. 
Nama lengkap syeikh Jibril adalah Muhammad As-Sayyid Husain Jibril, dilahirkan di daerah Qalyubiyah Mesir, seorang qari' yang dikenal memiliki suara merdu yang bayak dirindukan umat Islam diberbagai tempat. Laki- laki yang telah menyelesaikan Lisense difakultas Syariah Wal Qanun di universitas Al-Azhar pernah menyabet juara lomba menghafal Al-Qur'an tingkat Internasional di Malaysia tahun 1981 dan di Saudi Arabia tahun 1986.



Sumber : Kompasiana

Senin, 06 Agustus 2012

Pentingnya Ramadhan bagi yang kaya dan yang miskin



Bulan Ramadhan memberikan banyak hal kepada manusia, selain menjadi tempat berlatih menahan makan, minum dan hawa nafsu, Ramadhan juga memberi kesempatan manusia untuk berbuat baik dengan iming-iming melipat gandakan pahala, jadi tidak heran jika banyak manusia yang berlomba-lomba meningatkan semua amal ibadahnya seperti : lebih rajin shalatnya, lebih tekun baca Al-qur'anya dan lebih banyak mengeluarkan sedekah pada bulan Ramadhan.
Dibalik harta orang kaya tersimpan hak orang miskin, seperti yang telah dijelaskan dalam agama, bahwa setiap harta yang sudah sampai batasan nishob (ukuran) dan batas haul (waktu) maka wajib dikeluarkan zakatnya, tidak hanya itu setiap orang Islam yang mampu, diwajibkan membayar zakat fitrah pada bulan Ramadhan sebagai pembersih diri dan seabagai rizki bagi orang miskin.
Pentingnya Ramadhan bagi orang kaya adalah terbukanya kesempatan untuk mendapat janji-janji allah yang sangat luar biasa. Salah satu pintu dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar di bulan Ramadhan melalui sedekah. Islam menganjurkan umatnya untuk bersedekah terlebih-lebih pada bulan Ramadhan.
Rasulullah memberikan teladan dalam bersedekah dibulan Ramadhan, karena bersekah dibulan tersebut lebih besar pahalanya dibanding bulan lainya. Diantara keutamaan sedekah dibulan Ramadhan, Pertama, Sedekah dapat menghapus dosa, kedua, Sedekah memberi keberkahan pada harta, ketiga, Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, Keempat, Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur. dan masih banyak lagi.
Begitu-banyak janji-janji allah kepada orang yang mempunyai harta lebih dan mau membagi kepada orang yang membutuhkan, tidak hanya janji untuk kesenangan di akhirat tapi juga janji untuk kesenangan dunia.
Kemudian apa pentingnya Ramadhan bagi orang miskin, ketika bulan Ramadhan banyak para dermawan mengeluarkan sebagian hartanya untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkan, ini dapat menjaga kelangsungan hidup orang miskin atau dengan kata lain sebagai rizki orang miskin.

Sumber : Kompasiana

Minggu, 05 Agustus 2012

Tidak hanya suka budayanya mereka juga bisa bahasa Indonesia



Sabtu malam (04/08/2012) telah terselenggara sebuah acara yang bertema Ramadhan Night From Indonesia, sebuah acara tahunan yang merupakan salah satu acara promosi budaya Indonesia kepada masyarakat Mesir.
Acara yang berdurasi satu setengah jam tersebut menampilkan pencak silat, tari-tarian dari berbagai daerah dan musik. Animo masyarakat Mesir dalam menyambut acara tersebut sangat luar biasa terbukti dengan kurangnya kursi yang tersedia di ruangan Theater Cairo Opera House yang mencapai kurang lebif 350 kursi.
Tidak henti-hentinya tepuk tangan dari masyarakat Mesir ketika satu demi satu penampil keluar hingga acara selesai, acara ini seperti sudah terkonsep rapi hingga tidak ada satupun kekurangan mulai acara dimulai hingga akhir. Setidaknya ada tiga kejadian yang paling menarik dalam acara promosi budaya Indonesia ini:
Pertama, ketika group pencak silat keluar sambil menari dengan gaya khas silat di tambah sedikit akrobat membuat masyarakat Mesir tidak henti-hentinya bertepuk tangan sambil terkagum-kagum, ini semakin membuat masyarakat Mesir beranganggapan bahwa semua orang Indonesia itu jago silat, taekwondo atau ilmu beladiri yang lainya. padahal tidak semua orang Indonesia bisa.
Kedua, Masyarakat Mesir tercengang dan ikut bernyanyi bersama Ketika tiga mahasiswa Indonesia Indonesia menyanyikan lagu mesir yang berjudul "Feeha Haga Helwa" sebuah lagu yang sangat terkenal di Mesir. Lagu berbahasa arab Amiyah yang dinyanyikan sangat lancar dan fasih oleh tiga mahasiswa Indonesia pada acara Ramadhan Night form Indonesia.
Ketiga: Ditengah-tengah acara ada sesi tanya jawab berhadiah yang ditujukan kepada orang Mesir dengan soal seputar kemerdekaan Indonesia. Orang Mesir merebut menjawab dengan mengangkat tangan ketika soal dibacakan oleh pembawa acara, dari sekian banyaknya hadirin yang berebut menjawab soal, tidak sedikit yang bisa mengungkapkan istilah-istilah dengan menggunakan bahasa indonesia, bahkan orang terhakhir yang menjawab soal bisa bahasa Indonesia dengan lancar, Melihat ada orang seperti itu pembawa acara iseng dengan mengajak ngobrol dipanggung sambil memberikan hadiah, ternyata si penjawab soal tadi adalah seorang wartawan yang pernah tinggal di Indonesia selama empat tahun.

Sumber : Kompasiana

Jumat, 03 Agustus 2012

Kaya Dengan Tradisi Membuat Ramadhan Di Indonesia Berbeda



Bulan Ramadhan sangatlah istimewa bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, hal itu bisa dlihat dari bagaimana antusiasnya masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang tidak pernah dilakukan dibulan-bulan yang lain.
Tradisi dan budaya di Indonesia ketika bulan Ramadhan sangat banyak dan berfariatif, itu yang menbuat bulan Ramadhan di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang lain, meski setiap negara mempunyai tradisi atau kebiasaan berbeda-beda dalam menyambut bulan Ramadhan, tetaplah negara Indonesia mempunyai cara yang paling unik dalam menyambut bulan tersebut.
Negara Mesir contohnya, masyarakat mesir ketika datang bulan Ramadhan beramai-ramai memasang hiasan dan lampu “Fanus” dirumah mereka yang sudah menjadi tradisi sejak dulu, namun kegiatan sehari-hari dalam bulan Ramadhan bisa dibilang biasa-biasa saja, Ramadhan di Mesir seolah-olah hanya terlihat ketika menjelang maghrib dan waktu Isya’ saja.
Ketika menjelang maghrib banyak masyarakat Mesir berkumpul di masjid dan tempat-tempat yang telah disediakan guna persiapkan buka puasa bersama, kemuadian pada waktu isya’ masyarakat Mesir berbondong-bondong kemasjid untuk sholat tarawih berjamaah selebihnya terlihat biasa-biasa saja.
Berbeda jauh dengan Indonesia dalam menghidupkan bulan Ramadhan, hampir dari pagi hingga pagi lagi suasana Ramadhan di Indonesia terasa spesial.
Mulai pagi suasana sangat berbeda dibanding dengan bulan yang lain ketika melihat para pelajar ke sekolah untuk mengikuti pengajian yang biasa disebut “pondok Ramadhan” kemudian sore menjelang Maghrib banyak masyarakat Indonesia yang hanya sekedar jalan-jalan sambil menunggu buka puasa yang biasa di sebut “Ngabuburit”, tidak hanya itu, setelah shalat tarawih sebagian masyarakat Indonesia berkumpul di masjid dan mengaji Al-qur’an yang biasa disebut “Tadarus”, kemudian menjelang pagi sebagian pemuda keliling kampung dengan berbagai macam cara untuk membangunkan tetangganya agar tidak telat sahur.
Seperti itulah kebiasaaan unik masyarakat Indonesia dalam menghidupkan bulan ramadhan yang tidak ada dinegara-negara lain, sehingga membuat warganya yang di luar negeri merasa kangen akan tradisi-trdisi tersebut, bahkan mungkin saja orang asing yang pernah tinggal di Indonesia juga merasa kangen dengan tradisi-tradisi tersebut.

Sumber : Kompasiana

Selasa, 31 Juli 2012

Bingung Untuk Berbuka Puasa di Mesir



Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa dimana umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan dan memperbanyak amal ibadah. Jadi wajar jika kita melihat masjid yang tiba-tiba penuh, banyak orang membaca Al-Qu’an disana-sini dan bersedekah dengan berbagai macam cara.
Setiap negara mempunyai keunikan sendiri-sendiri dalam menghidupkan dan meramaikan bulan Ramadhan yang sangat dinanti-nanti ini tidak terkecuali negara Mesir. Ada hal yang paling mencolok pada bulan Ramadhan di negeri seribu menara ini yaitu banyaknya para dermawan yang secara langsung maupun tidak langsung turun kejalan untuk bersedekah.
Orang Mesir  memang senang menyisihkan uangnya selama setahun untuk dikeluarkan pada bulan Ramadhan, seolah-olah hal seperti ini sudah menjadi tradisi turun menurun. bahkan orang Mesir yang berekonomi sedang kebawahpun sepeti itu.
Salah satu bentuk sedekah yang paling terlihat yaitu memberi buka puasa. bahkan terkadang orang-orang bingung menentukan tempat buka puasa bukan karena susah mencari makanan melainkan hampir sepanjang jalan di Mesir bisa menjadi tempat berbuka puasa dengan berbagai macam menu.
ketika jalan-jalan, sangat tidak mengherankan jika tiba-tiba ada mobil berhenti dan kemudian memberikan bungkusan yang isinya makanan untuk buka puasa, kebanyakan masjid juga menyediakan buka puasa yang biasa disebut “Maidatur Rahman”, dan banyak tenda-tenda di pinggir jalan yang sengaja dibuat untuk dijadikan tempat berbuka secara gratis.
Awal Ramadhan kami jalan-jalan menelusuri kota tua Kairo tanpa bekal apapun dan ketika menjelang adzan magrib banyak orang-orang mesir yang menawari kami untuk berbuka puasa sebelum kami memutuskan untuk berhenti dimasjid. Kami juga menemukan sebuah tenda yang cukup besar dimana terdapat orang-orang yang lagi memasak makanan yang kemudain dimasukkan mobil dan disalurkan ke jalan-jalan.

Sumber : Kompasiana

Rabu, 25 Juli 2012

[FOTO] Pernak - Pernik



Tempat yang hampir tidak pernah di lewatkan oleh wisatawan ketika berkunjung di Mesir adalah Khan Kholili, sebuah pasar tradisional yang menjual beraneka ragam barang, misalnya berhiasan dari emas, kristal, perak hingga plastik dengan sejuta bentuk, kemudian kaos, boneka, hiasan berupa piring, gelas yang ada gambar khas Mesirnya. Tidak itu saja Khan khali juga terdapat makana yang cocok di buat oleh-oleh seperti kurma, kismis dan banyak lagi.
Foto-foto di bawah ini diambil ketika melewati sepanjang jalan Khan Khalili, dan menitik beratkan kepada pernak-pernik meski hanya sedikit.








[FOTO] Human Interest Part IV



Berbeda dengan negara arab lainya, Mesir lebih cenderung ke eropa-eropaan dalam cara berpakaian meski ada juga yang masih memakai pakaian khas Mesir sendiri.
Pengalaman pribadi, dulu ketika hendak ke Mesir, saya dan rombongan transit di negara Kuwait selama kurang lebih enam jam, disana kami merasa benar-benar asing karena disekeliling kami hampir semua berpakaian khas arab, memakai jubah putih dan tutup kepala bagi laki-laki dan berpakaian hitam-hitam bagi yang perempuan layaknya orang arab yang sering kita lihat di tv, namun ketika sampai di Mesir suasana seperti itu tidak lagi kami dapatkan. akhirnya kami berkesimpulan ternyata cara berpakaian orang mesir lebih terlihat modern tanpa meninggalkan perintah agama yaitu menutup aurat.












[FOTO] Human Interest Part III



Melanjutkan foto human interes part I dan II. Mesir mempunyai sejuta panorama yang bisa menghasilkan gambar-gambar menati, mulai dari bangunan-bangunannya hingga keunikan orang-orangnya, Julukan kota seribu menara disematkan kepada negara Mesir yang notabene banyak masjid-masjid yang mempunyai menara menjulang tinggi.
Tidak dapat disangkal, beribu-ribu masjid di Mesir mempunyai bentuk dan desain yang bemacam-macam sesuai zaman dibuatnya, misalnya dinasti Abbasiyah, dinasti Fatimyah dan masih banyak lagi.
"Terima kasih telah berkunjung"....................:)










[FOTO] Human Interest Part II



Foto-foto ini terusan dari galery human interest I yang mana sengaja di tidak disatukan karena bisa merusak suasana di blog hehehe.
Foto-foto ini diambil di sepanjang jalan antara babul futuh sampai daerah Syaidah Aisyah Cairo Mesir, sepanjang daerah situ terdapat banyak meninggalan-peninggalan bersejarah dan suasana kotanya masih terbilang unik.
Jika anda berkesempatan kunjung ke Mesir, tidak ada ruginya jika menyempatkan jalan-jalan antara babul futuh sampai daerah Syaidah Aisyah. hampir wisatawan Indonesia tidak sempat kesana karena terbatasnya waktu dan lebih memilih tempat-tempat yang lebih terkenal seperti Piramid dan Alexandria.










 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India