Sabtu, 23 Februari 2013

Luxor: Napak Tilas Peninggalan Fir’aun yang Mencengangkan (Part I)



Sejarah Mesir kuno telah dimulai pada sekitar permulaan tahun 3400 SM, dengan dimulainya budaya bercocok tanam dan  berakhirnya sifat hidup nomaden (berpindah-pindah) hingga terbentuk masyarakat baru di Mesir. Masyarakat yang baru terbentuk ini kemudian berkembang hingga membentuk kerajaan-kerajaan kecil. Menjelang tahun 3000 SM, kerajaan-kerajaan kecil yang ada itu terkelompok menjadi dua bagian kerajaan besar yaitu: Mesir Hulu di bagian selatan dengan ibukota Thebes (sekarang Luxor) dan Mesir Hilir di bagian utara dengan ibukota Memphis. Kedua kerajaan ini kemudian dapat dipersatukan oleh Menes, raja Mesir Hilir, dengan Memphis sebagai ibukota baru. Pada masa raja Menes ini juga, huruf Hieroglyphics diciptakan.
Kerajaan dinasti pertama didirikan di kota ini. Tapi sejak berdirinya kerajaan baru pada 1570 SM, ibukota Mesir kuno berpindah dari Memphis ke Thebes. Meskipun demikian, kota Memphis tetap merupakan tempat tinggal para pembesar dan pejabat kerajaan.
Selama rentang waktu 2250 tahun Mesir kuno telah diperintah oleh 330 Fir`aun (Pharaoh) yang terbagi dalam 31 dinasti. Kekuasaan raja-raja dinasti Mesir berakhir pada tahun 332 SM dengan kedatangan Iskandar Agung (Alexander the Great) dari Macedonia, putra Raja Philip dan murid Aristoteles. Pada saat itulah Mesir mulai memasuki babak baru dalam perjalanan sejarahnya dengan masuknya gelombang Hellenisme dari Yunani.
Luxor sekarang ini menjadi sebuah kota modern yang terletak di kedua tepi timur dan barat sungai nil di Mesir, kota subur yang menawarkan banyak tempat wisata menarik, hampir semuanya peninggalan raja-raja Mesir yang sangat mengagumkan dan sisa dari peradaban yang telah mencuri perhatian dunia.
Namun tidak semua wisatawan berkesempatan mengunjunginya saat berlibur ke Mesir, bukan karena apa-apa melainkan karena jarak antara Luxor dengan kairo sangatlah jauh, sehingga membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama di Mesir.
Cerita Fir’aun yang melegenda dan sisa peradaban tertua yang dimiliki Mesir membuat saya sangat tertarik untuk bisa mengunjunginya, dengan mendaftarkan diri di sebuah organisasi yang menghimpun mahasiswa asing di Mesir, saya bisa berangkat dengan biaya yang sangat murah dengan fasilitas mewah.


 Tepatnya tanggal 28 Januari 2013, kami serombongan yang terdiri dari berbagai mahasiswa asing di Mesir seperti Indonesia, vietnam, Turky, Bosnia, Syiria, Maroko, Yaman dan yang lainnya, berkumpul di stasiun kereta Ramses pada jam Sepuluh malam, kereta dijadwalkan berangkat ke Luxor jam Satu dini hari, namun karena ada sedikit kendala dengan keretanya, kami harus tertunda lebih dari Satu jam setengah. Digerbong kereta nomer Tujuh kami berkumpul satu rombongan.
Tiga Belas jam dikereta membuat kami jenuh dan bosan, sampai akhirnya kereta berhenti di stasiun yang kanan dan kirinya terdapat tulisan besar “Mahathoh Luxor” dalam bahasa indonesia yang berati stasiun Luxor, dengan menarik nafas panjang yang pelan-pelan dikeluarkan lagi sambil berkata “Alhamdulillah”, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan.
Didepan stasiun kereta luxor kami serombongan sudah ditunggu sebuah bis travel yang sangat bagus, pada akhirnya kami diantar ke hotel karnak, sebuah hotel bintang tiga yang seharinya 250 LE untuk Double bed, sebelum masuk hotel ketua rombongan mengingatkan kami akan agenda yang telah dibuat, dengan pakaian dan muka yang lusuh karena kelamaan di kereta saya masuk hotel dan langsung menuju kamar bernomer 311 yang telah dibagi sebelumnya.
Setelah menaruh koper dan cuci muka saya langsung menyusul rombongan yang sebagian besar sudah berkumpul di restoran dilantai paling dasar untuk makan siang, dan selesainya itu langsung kembali ke bus yang telah menunggu di depan hotel.
Karena terlambatnya jadwal pemberangkatan kereta menyebabkan dirubahnya sebagian jadwal liburan yang telah disusun. Bus membawa kami ketempat tujuan yang pertama yaitu parade sound And light di Karnak temple.


Menjelang tenggelamnya matahari di ufuk barat, rombongan kami dan rombongan yang lainya sudah berdiri didepan gerbang Karnak temple yang cukup gelap. Tiba-tiba lampu warna-warni menyala, nampak puluhan patung singa berkepala kambing berjejer-jejer bersamaan bunyi gong yang sangat keras menandai dimulainya parade sound and light, terdengar suara dialog antara raja dengan para punggawa kerajaan sebagai gambaran apa yang kiranya pernah terjadi dimasa lampau lewat sound yang terpasang disudut-sudut kuil.
Tiba-tiba lampu mati dan suara yang tadi terdengar nyaring pun ikut hilang, suasana menjadi sangat sunyi sebelum lampu warna warni yang ada beberapa meter didepan kami menyala, rombongan bergerak masuk kedalam kuil mengikuti lampu yang menyala sambil mendengar cerita percakapan antara raja dan pungawanya dilanjutkan kembali. kali ini bukan patung singa berkepala kambing lagi yang kami lihat melainkan tiang-tiang yang kuat dan kokoh menjulang tinggi nan indah.
Lampu dan suara hilang untuk kedua kalinya, suasana kembali menjadi sunyi dan sangat gelap, kemudian beberapa meter didepan kami ada lampu yang menyoroti patung-patung besar menyeruapai dewa yang di puja-puji oleh orang mesir kuno. Selain itu juga ada dua obelisk yang tinggi. tidak ketinggalan suara percakapan yang membuat suasana lebih dramatis.


Disegmen terakhir, pengunjung dipersilahkan duduk di kursi yang berderet layaknya tempat teater yang berada di salah satu sisi danau suci. Kembali suara dan efaek cahaya di mainkan, kali ini terdengar suara perempuan, anak salah satu raja berdialog dengan ayahnya. Efek cahaya karnak temple yang memantul ke danau dan suara yang menggelegar membuat pengunjung larut dalam suasana.
Dengan bus yang sama kami bergerak menuju ketempat yang ke Dua, kali ini Luxor Temple yang dituju. Tempat ini tidak jauh berbeda dengan tempat sebelumnya, Sebuah kuil besar disoroti lampu warna-warni yang tampak cantik dan menawan tanpa ada suara seperti tempat sebelumnya.
Di bagian depan kuil tampak obelisk yang tinggi berornamen huruf hieroglyp dan dikedua sisi pintu masuk terdapat patung Ramses beserta istrinya yang sangat besar, tidak jauh dari pintu masuk terdapat ruangan persegi berisi deretan patung-patung besar, kemudian ruangan seanjutnya berisi tiang-tiang besar menjulang tinggi yang sangat indah, di tempat paling ujung terdapat kamar-kamar yang didindingnya terukir lukisan yang mengisahkan kehidupan sehari-hari pada zaman dulu.
Karena terlalu terkagum dengan tempat yang dikunjungi lelahpun jadi tidak terasa, hingga ketua rombongan mengingatkan kami bahwa waktu sudah larut malam dan harus kembali ke hotel untuk istirahat menyiapkan energi buat hari berikutnya.


Sumber : Kompasiana.com


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India