Rabu, 05 September 2012

Masjid Amr bin Ash: Tertua di Afrika Yang Bergaya Yunani



Tatkala Sahabat Amr bin Ash menaklukan Mesir dari tangan bangsa Romawi, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan untuk memindah ibu kota Mesir yang semula di Iskandariyah (Alexandria) ke kota Fusthat agar lebih dekat dengan masyarakat yang lebih memilih bertempat tinggal di pinggir sepanjang sungai Nil.
Sejak itu pula dibangun Masjid Untuk pertama kalinya di Mesir bahkan yang pertama di benua Afrika pada tahun 21 H / 641 M, dan diberi nama masjid Amr bin Ash yang dinisbatkan kepada panglima perang yang telah berhasil menakluknan Mesir.
Pada awalnya masjid berbentuk memanjang, dindingnya terbuat dari batu bata, atapnya di beri pelepah pohon kurma, tiang-tiangnya dari pohon kurma juga dan memiliki Enam pintu. Namun bangunan awal masjid ini sudah tidak ada yang tersisa karena para Pemimpin Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Turki Usmani saat berkuasa di Mesir telah menaruh perhatian besar terhadap masjid ini sehingga dilakukan perbaikan-perbaikan serta merawat masjid ini dengan sangat baik, khususnya melengkapi masjid ini dengan karpet, permadani dan lampu-lampu hias, sehingga masjid ini kelihatan tampak indah.
Bentuk awal masjid ini sangatlah sederhana, tanpa Mihrab dan menara. Kemudian di rekonstruksi ulang pada masa gubernur Maslama bin Mukhallad Al-Anshori (53 H / 672 M), dengan menambahkan menara, tangga-tangga dan pagar suci yang mengelilingi menara, kemudian diperluas oleh gubernur Abdul Aziz bin Marwan pada tahun 79 H / 698 M, sehingga masjid ini panjangnya 120 meter dan lebarnya 100 meter.


Pada masa Dinasti Fathimiyah, ditambahkan Lima menara untuk pelengkapi masjid yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan agar terdengar oleh masyarakat yang berada di sekitar masjid, ditambahkan pula 24 riwaq, 7 didepan, 7 dibelakang 5 disamping bagian Timur dan 5 disamping bagian Barat. Serta ditambahkan lampu-lampu perak cantik yang menambah keindahan suasana di dalam masjid.
Tidak kalah hebatnya, pada masa Dinasti Turki Usmani, ditambahkan Dua menara yang membuat masjid semakin gagah dan ditambahkan juga seni arsitektur pada pilar-pilar yang bergaya Yunani.
Selain diatas, masjid ini telah mengalami renovasi berulang kali, seperti yang tercatat dalam buku sejarah yaitu pada masa sultan Hakim (996-1021 M), pada masa Salahuddin Al-Ayyubi (1171-1193 M), pada masa Baybars (1260-1277 M), pada masa Sultan Qallawun (1280-1290 M), Pada masa Qayt Bay (1469-1496 M), kemudian pada masa Murad Bay Dinasti Turki Usmani (1800 M).
Selain sebagai tempat shalat masjid ini juga sebagai pusat pendidikan Islam pertama di benua Afrika, bahkan dalam sejarah tercatat Imam Syafi’i pernah mengajar di masjid ini.


Sumber :Kompasiana

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India