Jumat, 29 Maret 2013

Pikiranmu Adalah Takdirmu





Hati - hatilah dengan pemikiranmu, Karena itu akan menjadi perkataan



Hati - hatilah dengan perkataanmu, Karena itu akan menjadi tindakan


Hati - hatilah dengan tindakanmu, Karena itu akan menjadi kebiasaan


Hati - hatilah dengan kebiasaanmu, Karena itu akan menjadi karakter


Hati - hatilah dengan karaktermu, Karena itu akan menjadi takdirmu


Rabu, 20 Maret 2013

Cara Kami Memperlakukan Dan Melihat Wanita Kami



Sesungguhnya Islam sangat menjunjung kehormatan dan kesucian kaum wanita. Hal ini tercermin dalam sebuah dialog antara Syaikh dengan Lelaki Inggris tentang wanita Islam:
Lelaki Inggris Bertanya: Kenapa dalam Islam Wanita tidak Boleh berjabat tangan dengan pria?
Syaikh menjawab: Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth?
Lelaki Inggris bertanya: oh…tentu tidak bisa…dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berjabat tangan dengan ratu.
Syaikh tersenyum dan berkata: wanita-wanita kami (Muslimah) adalah para ratu, dan ratu tidak boleh berjabat tangan dengan lelaki sembarangan (lelaki yang bukan mahramnya)
Lelaki Inggris bertanya lagi: kenapa wanita islam menutup tubuh dan kepala mereka?
Syaikh tersenyum dan punya dua permen, lalu ia membuka permen satu dan yang satunya lagi tetap tertutup, kemudian melemparkan kedua permen tersebut ke lantai yang kotor.
Syaikh bertanya: jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, permen mana yang anda pilih?
Lelaki Inggris menjawab: pastinya yang tertutuplah.
Syaikh berkata: itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami.

Rabu, 06 Maret 2013

Luxor: Tapak Tilas Peninggalan Fir’aun Yang Mencengangkan (Part V-Habis)



 Hari ini adalah hari terakhir saya dan rombongan berada di kota Aswan, meskipun masih mempunyai tiga tempat wisata lagi yang akan di kunjungi sebagai pelengkap tour kami, hati terasa sangat berat untuk segera meninggalkan kota yang begitu indah ini.
Dari pagi hari sebelum matahari muncul saya sudah duduk dibalkon yang menghadap langsung kesungai Nil, gemerlap lampu yang padam satu persatu seiring munculnya matahari semakin menampakkan keindahan sungai Nil, tidak lama setelah itu saya langsung menuju ke restoran sambil membawa koper karena pagi ini juga kami akan check out dari hotel.
Tampak petugas hotel sudah menunggu kami dimejanya, satu persatu dari kami memberikan kunci kamar hotel yang kemudian duduk memenuhi ruangan resepsionis sambil menunggu perintah untuk masuk kedalam bus yang sudah menunggu dari pagi tadi.
Bagasi bus terbuka, ketua rombongan mempersilahkan kami untuk segera naik kedalam bus, setelah dipastikan tidak ada perserta yang ketinggalan, bus langsung bergerak ketempat wisata pertama untuk hari ini yaitu bendungan Aswan.
Sesuai namanya, bendungan ini berada dikota Aswan, salah satu kota di mesir bagian utara atau biasa disebut Upper Egypt. Pembangunan bendungan Aswan digagas oleh presiden kedua Mesir, Gamal Abdel Nasser, fungsi bendungan ini sangatlah banyak, selain mencegah banjir juga digunakan sebagai pembangkit listrik dan irigasi untuk pertanian.


Bendungan yang penjangnya kurang lebih Dua mil ini dibangun sekitar tahun 1960-an, selain banyak manfaatnya, bendungan ini juga memiliki panorama yang indah, bagian utara bendungan terdapat danau Nasser yang sangat luas bak lautan dan bagian selatan bendungan terlihat sungai yang seolah-olah tidak ada ujungnya.
Perjalanan dilanjutkan ke Philae Temples. Kuil-kuil yang sempat dikuasai dan dimanfaatkan oleh tiga agama atau kepercayaan ini berada di tengah-tengah aliran sungai Nil. Pengunjung harus menggunakan perahu untuk sampai ke kuil ini, lagi-lagi sungai Nil tidak mampu menyembunyikan keindahanya yang begitu alami.
Bangsa Yunani, Romawi dan kaum Masehi (Kristiani) pernah menggunakan bangunan-bangunan ini sebagai tempat ibadah mereka. Hal ini juga nampak dari beberapa perubahan yang ada pada kuil-kuil. Orang Masehi misalnya, sempat mengukirkan lambang salib pada beberapa sudut bangunan. Beberapa pahatan yang mengambarkan bentuk dewa Mesir kuno juga terpaksa dirusak oleh penguasa kuil setelahnya. Konon, orang Mesir kuno mengkhususkan tempat ini untuk pemujaan pada Dewi Isis.


Saat ini, Philae Temples berada di pulau Agelica, lebih kurang 500 meter dari tempat aslinya. Hal ini karena sekitar tahun 1960-an, pada saat pembangunan Aswan High Dam, kumpulan kuil Philae sempat terendam air. Ketika itu yang tampak hanya pucuk-pucuk dan atap-atap bangunanya saja. Karenanya, pemerintah Mesir bersama UNESCO berinisiatif memindahkan seluruh bangunan Philae Temples di daratan yang tak tergenang air dan pulau Agelica lah yang jadi pilihan.
Pilihan pulau Agelica ini sepertinya sudah dipikirkan matang-matang. Terbukti keindahan nuansa yang dapat terangkum saat berada di pinggiran pulau kecil ini. Angin semilir yang banyak berhembus di sekitar pulau Agelica juga menambah suasana makin enak dinikmati, pemandangan yang luar biasa juga sangat memanjakan mata.
Al-Masallah al-Naqishah menjadi akhir tujuan wisata kali ini. Ia merupakan gunung batu tempat pembuatan Obelisk, dalam pembuatanya juga cukup unik, obelisk dipahat langsung dari gunung tersebut, mengingat akan besarnya obelisk, pasti proses pembuatanya akan memakan waktu yang cukup lama. Sampai saat ini masih ada bekas obelisk yang belum sempurna pembuatanya yang masih menempel pada gunung tersebut.
Al-masallah al-Naqishah berada di samping perkuburan dinasti Fatimiyah yang tidak jauh dari hotel sarah yang kami tempati sebelumnya. setelah sekitar Satu jam setengah berada disana kami kembali kehotel sarah lagi, kali ini bukan untuk istirahat disana melainkan hanya makan siang karena kami sudah check out sejak pagi tadi.


Pukul 14.30 kami sudah sampai di stasiun kereta Aswan, bercanda dengan sesama menjadi obat jenuh selama menunggu keberangkatan yang terjadwal jam 16.00. Meskipun kereta yang kami tumpangi tergolong tidak jelek tapi berlama-lama didalamnya sangat membosankan, banyangkan saja untuk sampai di kairo kami membutuhkan waktu Tujuh Belas jam dengan keadaan duduk dan udara yang sangat dingin.
Alhamdulillah, kami sampai kairo pukul Sembilan pagi, meskipun hanya seminggu kami bersama dalam tour ini tapi rasa kekeluargaan sudah terbangun, untungnya sebelum pulang kami sempat bertukar nomer handphone, Facebook dan Twitter. Setelah keluar dari stasiun Ramses kami berpisah sesuai daerah tempat tinggal masing-masing. Sedangkan saya dengan menggunakan taxi langsung menuju daerah Madinah Nasr Kairo.
Cukup sekian repoetase ini apabila ada kesalahan dalam segala hal saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. semoga apa yang saya alami cukup memberi gambaran bagi yang ingin berkunjung di Mesir atau hanya sebagai pengetahuan saja.


Sumber : kompasiana.com

Selasa, 05 Maret 2013

Luxor: Napak Tilas Peninggalan Fir’aun yang Mencengangkan (Part IV)




Telfon kamar hotel berdering nyaring, dengan keadaan setengah sadar saya angkat gagang telfon merah yang tidak jauh dari tempat tidur, terdengar suara dari telfon “Good morning sir, Breakfast is ready”, ternyata telfon dari resepsionis.
Rasa ngantuk pun tiba-tiba hilang ketika melihat jam menunjukkan pukul 01.15, bergegas ke kamar mandi dan secepatnya mempersiapkan diri. Hampir semua perserta tour sudah siap dan selesai sarapan ketika saya sampai di restoran, memang jadwal sarapan hari ini jam 01.00 dini hari karena akan menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Pukul dua dini hari bus mulai bergerak, kemudian berhenti di area kantor polisi yang tidak jauh dari hotel. ternyata untuk mencapai obyek wisata yang pertama hari ini yaitu Abu Simbel, bus harus melewati padang pasir yang sangat luas dan berbahaya, serta membutuhkan pengawalan dari pihak keamanan karena sering terjadi serangan atau teror dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Kami tidak sendirian, terhitung ada 10 bus lebih dan beberapa mobil travel bersama kami, sekitar pukul Tiga dini hari bus bergerak beriring-iringan sampai tempat tujuan layaknya konvoi yang dikawal ekstra ketat oleh pihak keamanan.


Ditengah-tengah perjalanan alarm handphone berbunyi menandakan telah masuk waktu sholat subuh, di atas kursi saya langsung sholat karena masih punya wudlu yang saya ambil ketika berhenti di kantor polisi tadi.
Ketika yang lain sedang asyik menikmati tidurnya, saya malah siap beraksi dengan mengeluarkan kamera dan duduk paling depan disamping supir bus, tidak lama matahari mulai muncul sedikit demi sedikit, tak henti-hentinya kamera ini mengabadikan momen indah nan langka tersebut.
sekitar jam 09.00 kami sampai di lokasi Abu Simbel. Abu Simbel adalah sebuak kuil raksasa yang terletak di atas penampungan air danau Naseer, 290 kilometer baratdaya kota aswan, Dibagian depan kuil terdapat Dua pasang patung raksasa dengan tinggi masing-masing lebih dari 20 m (sekitar 65 kaki) yang dibangun pada masa Ramses II, yaitu patung raja Ramses II dan permaisuri Nefertari, patung ini menjadi simbol kemenangan perang pada abad ke-13 SM, konon, awalnya patung ini adalah sebuah gunung yang dipahat hingga menjadi Dua pasang patung raksasa.
Ketika di bangun High Dam di Mesir, untuk pengaturan sungai Nil, cagar alam yang merupakan bagian dari proyek pemeliharaan UNESCO ini telah dipindahkan dari tempat Aslinya, yaitu di naikkan hinga 70 meter dari lokasi aslinya, kalau tidak begitu maka Danau Naseer sebagai penampung air Dam aka menenggelamkan patung Abu Simbel. UNESCO pun memprakarsai pemindahan patung ini pada tahun 1964. Sebab begitu besarnya patung ini, cara pemindahanya pun bisa dikatakan sangat unik, patung yang terbuat dari batu gunung ini dipotong hingga menjadi 30 ribu potong, lalu dipasang kembali ditempat yang sekarang.


Di sebelah Utara kuil terdapat Kuil lagi yang dinamai Abu Simbel kecil,  Ia diukir pada batu atas perintah Ramses II dan ditujukan kepada dewi Hathor, dewi cinta dan kecantikan, dan juga kepada isteri kesayangannya, Nefertari. Bagian depan dihiasi oleh enam patung, empat Rameses II dan dua Nefertari; yang luar biasa adalah keenam patung tersebut sama tinggi, yang menunjukkan layaknya Nefertari dipuja. Dinding timur mempunyai ukiran tulisan menunjukkan Rameses II membunuh musuh dihadapan Ra-Harakhte dan Amun-Ra.Gambaran dinding lain menunjukkan Rameses II dan Nefertari memberi korban kepada dewa-dewa.
Botanical Garden menjadi tujuan selanjutnya, Sebuah kebun rindang yang ditanami pohon-pohon dari berbagai Benua.Tempatnya yang menarik, disebuah pulau kecil ditengah-tengah sungai Nil.
Untuk pencapai kebun itu harus menggunakan perahu layar atau perahu boat. Kebun itu sangat tidak istimewa bagi saya dibandingkan kebun yang ada di Indonesia, akan tetapi tempatnya yang berada ditengah-tengah Nil membuat kebun itu sangat berbeda, lalu lalang perahu layar dan boat cukup untuk membuat saya berlama-lama menikmati indahnya pemandang ini.


Setelah cukup puas berada di Botanical Garden, kami menggunakan perahu boat menlanjutkan perjalanan ke kampung nubia. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan memanjakan mata, bagaimana tidak, menyusuri sungai Nil yang biru, tidak jarang ditengah-tengahnya terdapat bebatuan besar yang memperindah sungai, padang pasir yang lembut, pohon-pohon yang menghijau, perahu layar putih dan burung-burung yang terbang kesana-kemari membuat kami sangat nyaman seperti merasakan keindahan alami yang sesungguhnya.
Setelah lama di perahu, akhirnya sampai juga. banyak para turis yang sudah disana sebelum kami datang, kami serombongan masuk kedalam salah satu rumah penduduk, didalamnya terdapat Tiga buaya yang masih hidaup didalam jeruji, tidak lama setelah itu tuan rumah keluar sambil membawa Dua teko minuman yaitu karede dan Teh Mind.
Saya cukup kesulitan memahami percakapan antara warga Nubia, hanya penyebutan bilangan saja yang saya mengerti, meski begitu mereka cukup ramah dan bersahabat. konon dulu ketika terjadi peperangan bahasa suku nubia ini yang menjadi bahasa isyarat kala itu.
Meski sudah banyak tempat wisata yang telah membuat kami puas, ternyata masih belum habis sampai disitu, besoknya akan menjadi hari terakhir sekaligus penutup keindahan jalan-jalan di Luxor dan aswan.
dengan menggunakan perahu boat kami kembali dari kampung nubia sambil menikmati Sunset yang kemudian disambung dengan taksi sampai depan hotel sarah. 


Sumber :  Kompasiana.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India