Jumat, 14 September 2012

[VIDEO] Fiha Haga Helwa



Lagu "Fiha Haga Helwa" dinyanyikan oleh Riham Abdul Hakim, seorang penyanyi muda Mesir yang memiliki suara yang khas, dikenal oleh masyarakat untuk pertama kalinya melalui film seri "Umi Kultsum" pada waktu kecilnya.
Mulai bernyanyi saat tampil di Theater Cairo Opera House ketika masih umur Dua Belas tahun, hingga saat ini sudah memiliki lebih dari satu album.
Lagu "Fiha Haga Helwa" sering diputar di televisi Mesir, sebagai salah satu lagu terbaik yang dimiliki oleh negeri seribu menara ini.
Lagu-lagu Riham Abdul Hakim juga menjadi soundtrack film-film serial Mesir yang sangat populer seperti "Asal Iswid", "Bilwaraqah wal Qalam" dan "Fiha Haga Helwa".
Adapun liriknya :
فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
مصر هي الصبح بدري ... مصر صوت الفجر يدّن
سوبيا فول طعميه كشري ... كوز بطاطا سخنه جداً
....................................
================
مصر أول يوم العيد ... عيديه بومب و لبس جديد
فن سيما و غُنى تياترو ... حفلة تلاته في سيما مترو
....................................
================
موائد الرحمن و فانوس رمضان ... مسلم في بيت مسيحي فطروا
ترنيمه لايقه على تخت غنّى
....................................
================
فيها حاجه حلوه ... حاجه حلوه بينا
حاجه كل مادا تزيد زياده فيها إنّه
فيها نيّه صافيه ... فيها حاجه دافيه
حاجه بتخليك تتبت فيها ... سنّه سنّه
....................................
================
تأيّلة العصرية فى مصر ... ولمه على طبلية فى مصر
مولد السيده و الذكر و الهيصه ... و ركعتين بركه في السيده نفيسه
....................................
================
المشي عالكورنيش و البركه في لقمة عيش ... فرح بلدي و ليلة حنّه....................................
================
فيها حاجه حلوه حاجه حلوه بينا
....................................
================
دي تتعبك ولا بتسيبها
تحيرك برضه حبيبها
على بعضها كدا بعيوبها ... حتــــــــــــــــــــــه من الجنـــــــــــــــــــــه
....................................
فيـــــها حــــاجه حـــــــــــلوه 
================

Videoanya :


Jumat, 07 September 2012

Masjid Hakim bi Amrillah: Syiah Punya Sejarah Panjang di Sini



Dalam sejarah tercatat pada saat Jendral Gawhar Al-Siqili menaklukkan Mesir dibawah arahan khalifah Mu’iz li Dinillah pada tahun 350 H / 969 M, maka dimulailah kehidupan masyarakat Mesir dibawah kendali Dinasti Fathimiyah.
Dinasti ini pasca runtuhnya meninggalkan masjid-masjid bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga sampai saat ini, diantaranya adalah : masjid Al-Azhar, masjid Hakim Bi Amrillah, masjid Juyusyi, masjid Aqmar dan masjid Shaleh Al-Thala’i.
Masjid Hakim Bi Amrillah dibangun oleh khalifah Al-Aziz Billah pada tahun 381 H / 990 M dan diselesaikan putranya yaitu khalifah Hakim Bi Amrillah pada tahun 393 H / 1002 M, oleh karena itu nama masjid di nisbahkan kepada khalifah Hakim bi Amrillah.
Pada masa dinasti Fatimiyah, masjid ini selain digunakan sebagai tempat shalat juga menjadi pusat ilmu setelah masjid Al-Azhar, dimana terdapat pengajian-pengajian keagamaan di sana.
Masjid yang terletak dipermulaan jalan Mu’iz li Dinillah, Hay Gamalea (perkampungan Gamalea) berdekatan dengan dinding utara batas wilayah Dinasti fathimiyah Kairo lama di Mesir. masjid ini menpunyai bentuk berbeda dengan masjid yang lain, yaitu perpaduan antara masjid Ahmad Bin Thoulun dengan masjid Al-Azhar, masjid ini memiliki pelataran besar berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh rangkaian portico (serambi yang bertiang), tiang panjang yang lebar yang menunjang arcade (gang beratap).
Pelataran besar dan luas dikelilingi oleh Empat ruwaq (ruangan) dan yang paling besar adalah ruwaq qiblat (arah sholat). semua ruwaq itu di tutup dengan atap yang terbuat dari kayu. biasa di sebut Maqshurah. di pelataran tersebut juga terdapat sumur yang airnya pada saat ini masih mengalir dan dipakai untuk berwudhu. serta terdapat dua buah kolam yang berisi air jernih yang sampai saat ini masih terjaga.
Masjid ini juga mempunyai karakteristik tersendiri. pada bagian pintu utama masjid yang dipenuhi oleh aneka bentuk ornament yang terbuat dari batu. pintu ini biasa disebut dengan Madkhol Tidzkari (Gerbang monument). Gerbang monumen tersebut tidak ada yang menyamainya kecuali masjid jami’ Mahdiyah yang terdapat ditunis, yang dibangun pada awal abad 4 H / 10 M. Desain pintu utama ini adalah yang pertama dibuat di masjid yang ada di Mesir.
Mulai zaman dulu hingga saat ini, masjid ini telah mengalami berbagai macam penggunaan, selain digunakan sebagai tempat sholat, masjid ini pernah dijadikan barak militer selama ekspedisi militer Perancis pada abad 12 – 13 H / 18 – 19 M. Setelah itu masjid ini pernah  juga dijadikan sebagai tempat membuat kaca dan tenunan kain sutra oleh kaum dari Syam. Kemudian pada tahun 1286 H / 1880 M dijadikan sebagai museum menyimpan peninggalan-peninggalan Arab. Pernah juga dijadikan sebagai Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) Silhadar. Akan tetapi pada tahun 1927 M, masjid ini direnovasi oleh Departemen Perlindungan dan Perawatan Peninggalan Arab.
Masjid Hakim Bi Amrillah sampai saat ini tetap dipakai untuk shalat wajib lima waktu dan shalat Jum’at. Semua bangunannya nampak baru, karena baru diperbaharui oleh Departemen Benda-Benda Lama Mesir, kecuali dua menaranya yang masih utuh dan asli seperti dahulu kala.
Tidak jarang wisatawan dari mancanegara ditemui di masjid ini, kebanyakan dari mereka datang dari Pakistan, India dan Bangladesh. Mereka adalah orang syiah yang tidak akan melewatkan Tiga tempat ketika berkunjung ke Mesir, Tiga tempat yaitu :
1. Masjid Husen (Konon kepala syaidina Husen di kubur di masjid ini)
2. Masjid Al-Azhar
3. Masjid Hakim bi Amrillah

Sumber : Kompasiana

Rabu, 05 September 2012

Masjid Amr bin Ash: Tertua di Afrika Yang Bergaya Yunani



Tatkala Sahabat Amr bin Ash menaklukan Mesir dari tangan bangsa Romawi, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan untuk memindah ibu kota Mesir yang semula di Iskandariyah (Alexandria) ke kota Fusthat agar lebih dekat dengan masyarakat yang lebih memilih bertempat tinggal di pinggir sepanjang sungai Nil.
Sejak itu pula dibangun Masjid Untuk pertama kalinya di Mesir bahkan yang pertama di benua Afrika pada tahun 21 H / 641 M, dan diberi nama masjid Amr bin Ash yang dinisbatkan kepada panglima perang yang telah berhasil menakluknan Mesir.
Pada awalnya masjid berbentuk memanjang, dindingnya terbuat dari batu bata, atapnya di beri pelepah pohon kurma, tiang-tiangnya dari pohon kurma juga dan memiliki Enam pintu. Namun bangunan awal masjid ini sudah tidak ada yang tersisa karena para Pemimpin Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Turki Usmani saat berkuasa di Mesir telah menaruh perhatian besar terhadap masjid ini sehingga dilakukan perbaikan-perbaikan serta merawat masjid ini dengan sangat baik, khususnya melengkapi masjid ini dengan karpet, permadani dan lampu-lampu hias, sehingga masjid ini kelihatan tampak indah.
Bentuk awal masjid ini sangatlah sederhana, tanpa Mihrab dan menara. Kemudian di rekonstruksi ulang pada masa gubernur Maslama bin Mukhallad Al-Anshori (53 H / 672 M), dengan menambahkan menara, tangga-tangga dan pagar suci yang mengelilingi menara, kemudian diperluas oleh gubernur Abdul Aziz bin Marwan pada tahun 79 H / 698 M, sehingga masjid ini panjangnya 120 meter dan lebarnya 100 meter.


Pada masa Dinasti Fathimiyah, ditambahkan Lima menara untuk pelengkapi masjid yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan agar terdengar oleh masyarakat yang berada di sekitar masjid, ditambahkan pula 24 riwaq, 7 didepan, 7 dibelakang 5 disamping bagian Timur dan 5 disamping bagian Barat. Serta ditambahkan lampu-lampu perak cantik yang menambah keindahan suasana di dalam masjid.
Tidak kalah hebatnya, pada masa Dinasti Turki Usmani, ditambahkan Dua menara yang membuat masjid semakin gagah dan ditambahkan juga seni arsitektur pada pilar-pilar yang bergaya Yunani.
Selain diatas, masjid ini telah mengalami renovasi berulang kali, seperti yang tercatat dalam buku sejarah yaitu pada masa sultan Hakim (996-1021 M), pada masa Salahuddin Al-Ayyubi (1171-1193 M), pada masa Baybars (1260-1277 M), pada masa Sultan Qallawun (1280-1290 M), Pada masa Qayt Bay (1469-1496 M), kemudian pada masa Murad Bay Dinasti Turki Usmani (1800 M).
Selain sebagai tempat shalat masjid ini juga sebagai pusat pendidikan Islam pertama di benua Afrika, bahkan dalam sejarah tercatat Imam Syafi’i pernah mengajar di masjid ini.


Sumber :Kompasiana

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India